CERPEN FIKSI - AN OVERVIEW

Cerpen Fiksi - An Overview

Cerpen Fiksi - An Overview

Blog Article

Kami mengabadikan momen bahagia kami dengan mengambil banyak foto. Menghabiskan liburan sekolah bersama adik-adik dan keluarga adalah pengalaman yang tak akan pernah saya lupakan. Kami merasa lebih dekat satu sama lain dan saya banyak belajar dari mereka. Saya berharap dapat berlibur bersama mereka lagi di masa depan.

Dan berhentilah si ibu pada satu kios kecil yang tampak lebih sederhana dari yang lainnya. Di sana terlihat kaos putih juga, mirip sekali seperti di kios pertama dan matanya terbelalak melihat harganya.

Momon adalah kakak dari Maman yang selalu melarang adiknya untuk menunjukkan kemampuan sihirnya pada teman-temannya. Tapi karena Maman memiliki kemampuan yang lebih besar dari pada sang kakak, Maman akhirnya malah semakin menjadi-jadi dan tidak mengindahkan himbauan dari sang kakak.

Dengan keterkejutan luar biasa dan juga takut, si pemuda segera meninggalkan tempat tersebut tanpa banyak bicara. Lalu dengan muka berwibawa si bos melihat para stafnya yang sedari tadi memperhatikan adegan itu. "Adakah yang tahu, dari divisi manakah pemuda pemalas tersebut?" tanya si bos.

Seketika si pahlawan kesiangan menghapus jejak malingnya di seluruh tautan Google- tulisannya satu-satu di get down, khawatirnya si malaikat jengkel memanggil temannya, si malaikat pencabut nyawa. 

Mamanpun sangat menyesal karena telah menyalahgunakan sihirnya dengan sombong dan tidak bisa kembali menjadi manusia.

Mendengar berita tersebut, aku merasa sangat sedih karena kita akan sulit bertemu secara langsung. Meskipun teknologi komunikasi modern-day memudahkan kita tetap berhubungan, namun rasanya kurang lengkap tanpa kehadiran fisiknya.

Di tengah perjalanan Hati dan Ima melihat rumah yang hampir sama seperti raga, mungkin lebih parah dari raga. Rumah itu mempunyai tembok tetapi seperempatnya sudah hancur.

Tim melihat seekor merpati akan hinggap di balkon. Benny si kucing juga melihatnya dan mengayunkan cakar berusaha menjangkaunya.

Aku memilih tujuan yang jauh dari keramaian, sebuah kabin terpencil di lereng bukit yang menghadap ke danau berlanskap indah. Selama beberapa hari, aku hidup dalam kesendirian, hanya ditemani oleh suara angin dan alam sekitarnya.

Cerita bermula ketika si kancil yang sedang mencari makan di hutan, melihat banyak pohon yang sudah berbuah di area di seberang sungai. Namun karena aliran air sungai yang deras, kancil kesulitan untuk menyeberang.

Sesampainya di rumah orang yang meninggal itu, Pak Garam langsung memandikan mayat. Namun, Pak Garam menjadi terkejut ketika melihat batu di ketiak mayat yang dimandikan. Diam-diam Pak Garam menyimpan batu itu. Konon, batu itu bernama buntat manusia atau Cerpen Fiksi disebut juga "barang keramat". Kegunaannya sangat luar biasa dan termasuk barang antik yang tak ternilai harganya. 

Buaya pun datang menghampirinya, kemudian kancil bercerita bahwa ia memiliki daging segar dan hendak membagikannya untuk seluruh buaya di sungai.

Pada suatu masa, hidupah seorang ayah dan anak perempuanya yang berparas cantik dan baik hati, namanya Bawang Putih.

Report this page